MAKALAH
ORGANISASI DAN
METODE
TEMA
“KEPEMIMPINAN”
Dibuat Oleh :
ADELIA RINANTY
(Addella.Blogspot.com)
NIM :
2012.21.048
Kelas : III B
Kelas : III B
Dosen Pengasuh
: MUCHLIS, S.Kom
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN
INFORMATIKA DAN KOMPUTER
Yayasan Pendidikan Prabumulih
Tahun Ajaran 2013-2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran
Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “KEPEMIMPINAN”, yang mana makalah
ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas Organisasi Dan Metode dalam menempuh
pendidikan di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer, Yayasan
Pendidikan Prabumulih.
Penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dan keterbatasan penyajian data dalam makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan dapat
menambah pengetahuan pembaca.
Demikian makalah ini penulis
susun, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan banyak terdapat
kekurangan, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Prabumulih, 09 Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
KEPEMIMPINAN
1. Definisi
Kepemimpinan
2. Perkembangan
Kepemimpinan
3. Fungsi
Kepemimpinan
4. Tipe-tipe
Kepemimpinan
5. Ciri-ciri
Kepemimpinan
6. Teori
Kepemimpinan
7. Hambatan Dalam
Kepemimpinan
8. Syarat Pemimpin
Yang Baik
9. Peran Pemimpin
Dalam mengambil keputusan
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam suatu organisasi selalu melibatkan beberapa
orang yang saling berinteraksi secara intensif. Interaksi tersebut disusun
dalam suatu struktur yang dapat membantu dalam usaha pencapaian tujuan bersama.
Agar pelaksanaan kerja dalam organisasi dapat berjalan sebagaimana mestinya
maka dibutuhkan sumber seperti perlengkapan, metode kerja, bahan baku, dan
lain-lain. Usaha untuk mengatur dan mengarahkan sumber daya ini disebut dengan
manajemen. Sedangkan inti dari manajemen adalah kepemimpinan (LEADERSHIP).
Kreativitas penting bagi pengambil keputusan, hal ini
memungkinkan pengambil keputusan untuk lebih sepenuhnya menghargai dan memahami
masalah, termasuk melihat masalah-masalah yang tidak dapat dilihat orang lain,
namun kenyataannya banyak pemimpin dalam pengambilan keputusan tidak
memperhatikan prilaku pemimpin yang baik. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan agar kepemimpinan dapat berperan dengan baik, antara lain :
a.
Efektivitas
kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang;
b.
Efektivitas
kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi;
c.
Perilaku
seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui pertumbuhan dan
perkembangan.
B. Rumusan
Masalah
Pada makalah ini
penulis akan membahas masalah :
1.
Fungsi
Pemimpin
2.
Syarat
pemimpin yang baik
3.
Peran
kepemimpinan dalam pengambilan keputusan
C. Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan
makasih ini adalh sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui fungsi pemimpin
2.
Untuk
mengetahui syarat pemimpin yang baik
3.
Untuk
mengetahui peran pemimpin dalam mengambil keputusan
BAB II
KEPEMIMPINAN
1.
Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi dan
mengarahkan para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada
mereka. Sebagaimana definisi oleh Stoner,
Freeman, dan Gilbert (1995), Kepemimpinan
adalah the process of directing and
influencing the task related activities of group members. Kepemimpinan adalah proses dalam
mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam hal berbagai aktivitas yang
harus dilakukan. Menurut Griffin (2000) membagi pengertian kepemimpinan menjadi
dua konsep, yaitu sebagai proses dan atribut. Sebagai proses, kepemimpinan difokuskan kepada apa yang dilakukan oleh para
pemimpin, yaitu proses dimana para pemimpin menggunakan pengaruhnya untuk untuk
memperjelas tujuan organisasi bagi para pegawai, bawahan, atau yang dipimpin,
memotivasi mereka untuk mencapai tujuan tersebut, serta membantu menciptakan
suatu budaya produktif dalam organisasi. Sedangkan atribut, kepemimpinan adalah kumpulan karakteristik yang harus
dimiliki oleg seorang pemimpin. Maka, Pemimpin
dapat didefinisikan sebagai seorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
perilaku orang lain tanpa menggunakan kekuatan, sehingga orang-orang yang
dipimpinnya menerima dirinya sebagai sosok yang layak mempimpin mereka.
2.
Perkembangan Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan hasil
daripada organisasi sosial yang telah terbentuk atau
sebagai hasil dinamika daripada interaksi sosial. Sejak mula kala terbentuknya
suatu kelompok sosial, seseorang atau
beberapa orang di antara warga-warganya melakukan peranan
yang lebih aktif daripada rekan-rekannya, sehingga orang tadi atau beberapa orang tampak lebih menonjol
daripada yang lainnya. Itulah asal mula timbulnya kepemimpinan,
yang kebanyakan timbul dan berkembang dalam struktur sosial yang kurang stabil. Munculnya seorang
pemimpin sangat diperlukan dalam keadaan-keadaan di mana tujuan daripada
kelompok sosial yang bersangkutan terhalang atau apabila
kelompok tadi mengalami ancaman- ancaman dari luar. Dalam keadaan demikianlah, agak sulit bagi warga-warga kelompok yang bersangkutan
untuk menentukkan langkah-langkah yang harus diambil dalam
mengatasi kesulitan yang dihadapinya.
Munculnya
seorang pemimpin merupakan hasil dari suatu proses yang dinamis yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan kelompok tersebut.
Apabila dalam saat tersebut
muncul seorang pemimpin, maka kemungkinan besar kelompok tersebut akan mengalami suatu disintegrasi. Tidak munculnya
pemimpin tadi adalah mungkin karena
seorang
individu yang diharapkan menjadi pimpinan, ternyata tidak berhasil membuka jalan bagi kelompoknya untuk
mencapai tujuan dan bahwa kebutuhan warganya tidak terpenuhi.
3.
Fungsi Kepemimpinan
1.
Pemimpin
Sebagai Eksekutif (Executive Leader)
Seringkali disebut sebagai administrator atau manajer. Fungsinya adalah menerjemahkan kebijaksanaan menjadi
suatu kegiatan, dia memimpin
dan mengawasi tindakan
orang-orang yang menjadi bawahannya. Dan membuat keputusan-keputusan yang kemudian memerintahkannya
untuk dilaksanakan. Kepemimpinan ini banyak
ditemukan
didalam masyarakat dan biasanya bersifat kepemerintahan, mulai dari pusat sampai ke daerah-daerah memerlukan
fungsi tersebut.
2.
Pemimpin
Sebagai Penengah
Dalam masyarakat modern, tanggung
jawab keadilan terletak di tangan pemimpin
dengan
keahliaanya yang khas dan ditunjuk secara khusus. Ini dikenal dengan pengadilan. Dan bidang lainnya,
umpamanya dalam bidang olahraga, terdapat wasit yang mempunyai tugas sebagai wasit.
3.
Pemimpin
Sebagai Penganjur
Sebagai propagandis, sebagai
juru bicara, atau sebagai pengarah opini
merupakkan
orang-orang penting dalam masyarakat. Mereka bergerak dalam bidang komunikasi dan publistik yang
menguasai ilmu komunikasi. Penganjur
adalah sejenis pemimpin yang
memberi inspirasi kepada orang lain.
Seringkali
ia merupakkan orang yang pandai bergaul dan fasih berbicara.
4.
Pemimpin
Sebagai Ahli
Pemimpin sebagai ahli dapat
dianalogikakan
sebagai instruktur atau seorang juru
penerang,
berada dalam posisi yang khusus dalam hubungannya dengan unit sosial dimana dia bekerja. Kepemimpinannya
hanya berdasarkan fakta dan hanya pada bidang dimana
terdapat fakta. Termasuk dalam kategori ini adalah guru, petugas sosial, dosen, dokter, ahli hukum, dan sebagainya
yang mencapai dan memelihara pengaruhnya karena mereka
mempunyai pengetahuan untuk diberikkan kepada orang lain.
5.
Pemimpin
Diskusi
Tipe pemimpin yang seperti ini dapat
dijumpai dalam lingkungan kepemimpinan
yang
demokratis dimana komunikasi memegang peranan yang sangat penting. Seseorang yang secara lengkap memenuhi
kriteria kepemimpinan demokratis ialah orang yang menerima
peranannya sebagai pemimpin diskusi.
4.
Tipe-tipe Kepemimpinan
1. Tipe
Otokratik
Dilihat persepsinya seorang
pemimpin yang otokratik adalah seorng yang
sangat
egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menunjuukkan sikap yang menonjol ”keakuannya”, antara lain
dalam bentuk:
Ä Kecenderungan memperlakukan para
bawahannya sama dengan alat-alat
lain
dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat
mereka.
Ä Pengutamaan
orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengaitkan pelaksanaan tugas itu
dengan kepentingan dan kebutuhan para
bawahannya.
Ä Pengabaian
peran para bawahan dalam proses pemgambilan keputusan.
Gaya kepemimpinan yang dipergunakan adalah :
þ
Menuntut
ketaatan
penuh dari bawahannya.
þ
Dalam menegakkan disiplin menunjukkan
kekuatannya.
þ
Bernada keras dalam pemberian perintah
atau instruksi.
þ
Menggunakan pendekatan punitif dalam hal
terjadinya penyimpangan oleh bawahan.
2. Tipe
Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya
terdapat dilingkungan masyarakat yang
bersifat
tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masyarakat tradisional ialah rasa
hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para
anggota
masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai
tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tokoh-tokoh adat,
para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.
3. Tipe
Kharismati
Tidak banyak hal yang dapat disimak dari
literatur yang ada tentang kriteria
kepemimpinan
yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat
sehingga mampu memperoleh pengikut yang
jumlahnya
kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharisnatik adalah seseorang yang
dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para
pengikut
tersebut tidak
selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.
4. Tipe
Laissez Faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa
umumnya organisasi akan berjalan lancar
dengan
sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa
yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas yang harus ditunaikan oleh
masing-masing anggota
dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.
5. Tipe
Demokratis
(
Pemimpin
yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan integrator dari
berbagai unsur dan komponen organisasi.
(
Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi
harus disusun sedemikian rupa sehingga
menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang tidak bisa tidak harus dilakukan demi
tercapainya tujuan.
(
Melihat kecenderungan adanya pembagian
peranan sesuai dengan tingkatnya.
(
Memperlakukan manusia dengan cara yang
manusiawi dan menjunjung harkat dan
martabat manusia.
5.
Ciri-ciri Kepemimpinan
Banyak ciri-ciri pemimpin dan
kepemimpinan yang ditampilkan oleh para pakar yang
meliputi ciri-ciri fisik, ciri-ciri intelektual, dan ciri-ciri kepribadian. Dr.W.A. Gerungan
telah mengetengahkan ciri-ciri yang dimiliki oleh kebanyakan pemimpin yang baik dan dijadikan perhatian para
penilai ketika sedang melaksanakan penyaringan terhadap
calon-calon
pemimpin dalam latihan-latihan kader kepemimpinan. Penjelasannya sebagai berikut:
1.
Persepsi
Sosial
Persepsi sosial dapat diartikan sebagai
kecakapan dalam melihat dan memahami
perasaan,
sikap dan kebutuhan anggota-anggota kelompok. Kecakapan ini sangat dibutuhkan untuk memenuhi tugas
kepemimpinan. Persepsi sosial ini terutama
diperlukkan
oleh seorang pemimpin untuk dapat melaksanakan tugasnya dalam memberikan pandangan dan patokkan
yang menyeluruh dari keadaan-keadaan didalam
dan
diluar kelompok.
2.
Kepemimpinan
Berfikir Abstrak
Kemampuan berfikir abstrak dapat
menjadikkan indikasi bahwa
seseorang mempunyai
kecerdasan yang tinggi. Kemampuan abstrak yang sebenarnya merupakan salah satu segi dari struktur
intelegensi, khusus dibutuhkan oleh seorang pemimpin untuk dapat menafsirkan
kecenderungan-kecenderungan kegiatan di dalam kelompok dan keadaan umum diluar kelompok dalam
hubungannya degan tujuan kelompok.
Ini
berarti bahwa ketajaman persepsi dan kemampuan menganalisis didampingi oleh kemampuan abstrak dan
mengintegrasikan fakta-fakta interaksi sosial didalam dan diluar kelompok. Kemampuan tersebut
memerlukan taraf intelegensia yang tinggi pada seorang
pemimpin yang harus diarahkan oleh persepsi sosial yang telah diterangkan diatas.
3.
Keseimbangan
Emosional
Merupakan faktor penting dalam
kepemimpinan. Jelasnya, pada diri
seorang
pemimpin harus terdapat kematangan emoional yang berdasarkan kesadaran yang mendalam akan
kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan, cita-cita, dan alam perasaan, serta pengintegrasian
kesemuanya itu kedalam suatu kepribadian yang harmonis. Dan ini bukanlah suatu
kepribadian harmoni yang beku dan statis, melainkan suatu harmoni dalam
ketegangan-ketegangan emosional, suatu keseimbangan yang dinamis, yang dapat bergerak
kemana-mana, tetapi mempunyai dasar yang matang dan stabil. Kematangan emosional ini
diperlukkan oleh seorang pemimpin untuk dapat turut merasakan keinginan dan cita-cita
anggota kelompok dalam rangka melaksanakan tugas kepemimpinan
dengan sukses.
6.
Teori Kepemimpinan
Teori kepemimpinan membicarakan bagaimana seseorang
menjadi pemimpin atau bagaimana timbulnya seorang pemimpin. Ada beberapa teori
tentang kepemimpinan, diantaranya ialah :
1. Teori
Genetie
Inti dari teori ini tersimpul dalam
mengadakan "leaders are born and not made". Bahwa penganut teori ini mengatakan
bahwa seorang pemimpin akan karena ia telah
dilahirkan
dengan bakat pemimpin. Dalam
keadaan bagaimana pun seorang ditempatkan
pada
suatu waktu ia akan menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya
takdir telah menetapkan ia menjadi
pemimpin.
2. Teori
Sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa "leaders
are born and not made", maka
penganut-penganut
sosial mengatakan sebaliknya yaitu :
"Leaders
are made and not born".
Penganut-penganut
teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan
dan kesempatan untuk itu.
3. Teori
Ekologi
Teori ini merupakan penyempurnaan
dari kedua teori genetis dan teori sosial.
Penganut-penganut
teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada
waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat
kepemimpinan,
bakat mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang
memungkinkannya untuk mengembangkan lebih
lanjut
bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.
Teori
ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan teori sosial dan dapat dikatakan teori yang
paling baik dari teori-teori kepemimpinan. Namun demikian
penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa
faktor-faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.
7.
Hambatan Dalam Kepemimpinan
1.
Faktor
Internal
Kurangnya motivasi dari pemimpin itu sendiri, emosi
yang tidak stabil, tidak percaya diri, takut dalam mengabil resiko, terbatasnya
kecakapan pemimpin.
2.
Faktor
Eksternal
Tidak adanya dukungan dari orang terdekat, tidak
adanya dukungan dari bawahan, terlalu banyak tekanan.
8.
Syarat Pemimpin Yang Baik
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa seorang yang tergolong
sebagai pemimpin adalah seorang yang pada waktu lahirnya yang memang telah
diberkahi dengan bakat-bakat kepemimpinan dan karirnya mengembangkan bakat
genetisnya melalui pendidikan pengalaman kera.
Pengembangan kemampuan itu adalah suatu proses yang
berlangsung terus menerus dengan maksud agar yang bersangkutan semakin memiliki
lebih banyak ciri-ciri kepemimpinan.
Walaupun
belum ada kesatuan pendapat antara para ahli mengenai syarat-syarat ideal yang harus dimiliki oleh
seorang pemimpin, akan tetapi beberapa di antaranya yang terpenting adalah sebagai berikut :
à
Memiliki
inteligensi yang tinggi dan pendidikan umum yang luas
à
Bersifat ramah tamah dalam tutur kata,
sikap, dan perbuatan
à
Berwibawa dan memiliki daya tarik
à
Sehat jasmaniah maupun rohaniah (fisik
maupun mental)
à
Kemampuan analistis
à
Memiliki daya ingat yang kuat
à
Mempunyai kapasitas integratif
à
Keterampilan berkomunikasi
à
Keterampilan mendidik
à
Personalitas dan objektivitas
à
Jujur (terhadap diri sendiri, atasan,
bawahan, sesama pegawai)
9.
Peran Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan
Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam
setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung
jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin. Sehingga jika seorang
pemimpin tidak mampu membuat keputusan, seharusnya dia tidak dapat menjadi
pemimpin.
Dilain hal, pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku mencerminkan
karakter bagi seorang pemimpin. Oleh sebab itu, untuk mengetahui baik tidaknya keputusan
yang diambil bukan hanya dinilai dari konsekuensi yang ditimbulkannya.
Melainkan melalui berbagai pertimbangan dalam prosesnya. Kegiatan pengambilan
keputusan merupakan salah satu bentuk kepemimpinan, sehingga:
1. Teori keputusan meupakan metodologi untuk menstrukturkan dan
menganalisis situasi yang tidak pasti atau berisiko, dalam konteks ini
keputusan lebih bersifat perspektif daripada deskriptif
2. Pengambilan keputusan adalah proses mental dimana seorang manajer
memperoleh dan menggunakan data dengan menanyakan hal lainnya, menggeser
jawaban untuk menemukan informasi yang relevan dan menganalisis data; manajer,
secara individual dan dalam tim, mengatur dan mengawasi informasi terutama
informasi bisnisnya
3. Pengambilan keputusan adalah proses memlih di antara
alternatif-alternatif tindakan untuk mengatasi masalah.
Dalam pelaksanaannya, pengambilan keputusan dapat dilihat dari beberapa
aspek, yaitu: proses dan gaya pengambilan keputusan.
1.
Proses Pengambilan Keputusan
Prosesnya dilakukan
melalui beberapa tahapan seperti:
a. Identifikasi masalah
b. Mendefinisikan masalah
c. Memformulasikan dan mengembangkan alternative
d. Implementasi keputusan
e. Evaluasi keputusan
2.
Gaya Pengambilan Keputusan
Selain proses pengambilan keputusan, terdapat juga gaya pengambilan keputusan.
Gaya adalah lear habit atau kebiasaan yang dipelajari. Gaya pengambilan keputusan merupakan
kuadran yang dibatasi oleh dimensi:
1. Cara berfikir, terdiri dari :
a. Logis dan rasional, mengolah informasi secara serial
b. Intuitif dan kreatif, memahami sesuatu secara
keseluruhan
2. Toleransi terhadap ambiguitas
a.
Kebutuhan
yang tinggi untuk menstruktur informasi dengan cara meminimalkan ambiguitas
b. Kebutuhan yang rendah untuk menstruktur
informasi, sehingga dapat memproses banyak pemikiran pada saat yang sama.
Kombinasi dari kedua dimensi diatas menghasilkan gaya
pengambilan keputusan seperti:
1. Direktif = toleransi ambiguitas rendah dan
mencari rasionalitas. Efisien, mengambil keputusan secara cepat dan
berorientasi jangka pendek
2. Analitik = toleransi ambiguitas tinggi dan
mencari rasionalitas. Pengambil keputusan yang cermat, mampu menyesuaikan diri
dengan situasi baru
3. Konseptual = toleransi ambiguitas tinggi dan
intuitif. Berorientasi jangka panjang, seringkali menekan solusi kreatif atas
masalah
4. Behavioral = toleransi ambiguitas rendah dan
intuitif. Mencoba menghindari konflik dan mengupayakan penerimaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka berikut adalah upaya-upaya yang perlu
ditempuh seperti:
1. Cerna masalah
Sejalan dengan peran kepemimpinan, maka terdapat perbedaan antara
permasalahan tentang tujuan dan metode. Dalam kondisi seperti ini peran
pemimpin adalah mengambil inisiatif dalam hubungannya dengan tujuan dan arah
daripada metode dan cara.
2. Identifikasi alternativ
Kemampuan untuk memperoleh alternativ yang relevan sebanyak-banyaknya.
3. Tentukan proritas
Memilih diantara banyak alternativ adalah esensi dari kegiatan pengambilan
keputusan.
4. Ambil langkah
Upaya pengambilan keputusan tidak berhenti pada tataran pilihan, melainkan
berlanjut pada langkah implementasi dan evaluasi guna memberikan umpan balik.
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan
yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk
melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani
mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara
individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul
tertulis dan lain sebagainya.
Dalam setiap pengambilan keputusan selalu diperlukan
kombinasi yang sebaik-baiknya dari :
a.
perasaan,
firasat atau intuisi
b.
pengumpulan,
pengolahan, penilaian, dan interpretasi fakta-fakta secara rasional sistematis
c.
pengalaman baik
yang langsung maupun tidak langsung
d.
wewenang formal
yang dimiliki oleh pengambilan keputusan.
Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin dapat
menggunakan metode – metode sebagai berikut:
a.
Keputusan–keputusan yang sifatnya sederhana
individual artinya secara sendirian.
b.
Keputusan–keputusan yang sifatnya seragam dan
diberikan secara terus menerus dapat diserahkan kepada orang – orang yang
terlatih khusus untuk itu atau dilakukan dengan menggunakan komputer.
c.
Keputusan–keputusan yang bersifat rumit dan
kompleks dalam arti menjadi tanggung jawab masyarkat lebih baik diambil secara
kelompok atau majelis.
Keputusan-keputusan yang bersifat rumit dan kompleks sebab masalahnya
menyangkut perhitungan–perhitungan secara teknis agae diambil dengan bantuan
seorang ahli dalam bidang yang akan diambil keputusannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori
kepemimpinan membicarakan mengenai bagaimana seseorang menjadi pemimpin, atau bagaimana timbulnya
seorang pemimpin, dan teori tentang
kepemimpinan
itu diantaranya adalah teori kelebihan, teori sifat, teori keturunan, teori kharismatis, teori bakat dan teori
sosial.
Tipe
kepemimpinan adalah gaya atau corak kepemimpinan yang dibawakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi
para pengikutnya. Gaya seorang pemimpin
dalam
menjalankan kepemimpinan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain faktor pendidikan, pengalaman, usia,
karakter tabiat atau sifat yang ada pada diri pemimpin tersebut. Orang yang ambisius untuk
menguasai setiap situasi apabila menjadi pemimpin cenderung
akan bersifat otoriter. Orang yang mempunyai sifat kebapakan apabila menjadi pemimpin cenderung akan
menjalankan kepemimpinan yang bertipe
paternalistik
sedangkan pemimpin yang tidak menguasai bidang tugas yang menjadi wewenangnya akan menyerahkan segala
sesuatunya pada bawahan sehingga gaya
kepemimpinannya
cenderung bersifat laisser faire.
Perubahan
sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam fungsi dan struktur masyarakat. Perubahan-perubahan
sosial dikatakan sebagai perubahan dalam hubungan sosial
atau sebagai perubahan tehadap keseimbangan hubungan sosial tersebut. Setiap perubahan yang terjadi dalam
struktur masyarakat atau perubahan dalam organisasi sosial disebut perubahan sosial.
B. Saran
Hendaknya pembaca jika menjadi seorang
pemimpin dalam suatu organisasi dapat mengambil keputusan yang tepat dan menerapkan gaya kepmimpinan sesuai
dengan situasi dengan berbagai pertimbangan
yang telah diperhutungkan secara matang.
DAFTAR PUSTAKA
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-RAHAYU_GININTASASI/kepemimpinan.pdf